Sejengkal Jarak

Permisiiiii~

Muncul lagi deh, hehehe. Tadinya aku mau tidur, tapi rasanya kayak hutang ngepost 'sesuatu'.. Sekedar ngepost, boleh kan ya? Mungkin kali ini postingannya gak banyak ketawa-ketiwi, little bit serious dan full of curhat *teteup*.

Beberapa bulan ini, aku resmi jadi pejuang LDR. Itu loooh, Long Distance Relationship alias pacaran jarak jauh. Dan jujur aja, ini kali pertamanya buat aku. Jadi aku gak tau LDR yang baik itu kayak apa, harus gimana aja. Yang aku tau, kalo kangen jadi susah ketemu, gak bisa makan bareng seenak jidat, gak bisa pergi-pergi bareng sesuka hati lagi karena jarak yang beratus-ratus kilo itu.

Tiga hari pertama LDR itu berat banget, buat aku. Gak tau lagi deh kalo buat para LDR-ers yang lain, mungkin akunya aja yang lebay. Tapi serius deh, seperti yang aku bilang, merubah kebiasaan itu susah. Yang biasanya deketan, gak ada batesan jarak, mau ketemu tinggal ketemu tanpa harus nunggu libur, cuti dan sebagainya. Tiap kali bengong, pasti ujung-ujungnya keinget terus nangis. Sampai saat postingan ini diketikpun aku berkaca-kaca nahan nangis, hahaha. Bagi tisu dong, ish.

Aku tau kok, nangis dan meratapi keadaan gak akan merubah apapun. Satu-satunya cara ya... dijalanin. Seperti yang pernah dia bilang waktu itu "Jadi aku kerja, tidur, kerja, tidur, kerja, tidur sampe akhirnya kita bisa cepet ketemu.." saat aku merengek betapa berat rasanya jauh-jauh dari dia. Iya, aku juga ngelakuin hal yang sama, cari kesibukan mumpung ada skripsi yang harus dikerjain dan perlu perhatian penuh, ke lab tiap hari biar ada temen ngobrol karena seperjuangan skripsi dan sesekali hang out bareng temen-temen untuk menikmati hidup. Meski tiap kali berangkat tidur selalu keingetan, dan yeaah.. hela napas trus berdoa buat kami berdua dan berangkat tidur, karena berdoa supaya bisa skip waktu juga gak mungkin, hehehe.

Sampai awal April yang lalu, selain aku sakit gigi gara-gara gigi gerahamku tumbuh, jadwal seminar proposal keluar dan semingguan lebih aku sibuk sama yang namanya bimbingan dan segala macam persiapan yang berujung jadi gak ada komunikasi apapun selama hampir satu minggu, bukannya males.. Ini lebih ke.. mencoba mengerti. Aku ngampus dari pagi sampe sore, pulang-pulang pasti capek, kerjain revisian dan biasanya baru selesai tengah malem, dan aku tau tengah malem itu dia pasti tidur, karena besok harus kerja pagi-pagi. Dan akhirnya pas semua persiapan sempro selesai aku sms dia untuk nanya kabar. Ternyata dia lagi nungguin travel ke bandara karena harus pulang ke Bali untuk acara keluarga.

Baiklah, seenggaknya aku tau dia lagi apa. Mudah-mudahan perjalanannya lancar. Begitu doa-ku dalam hati. Akhirnya dia sampai di Bali mengurus semua urusannya dan sempet tanya juga ke aku kapan jadwal sempronya, aku bilang pagi ini. "Cemungudh eaaaa, bihihihik!" dia bales dan ditambah sticker line..

Setelah sempro selesai aku bales dendam dengan main ps, pergi-pergi dan tidur sepuasnya. Dan gak disangka 20 April, di saat aku lagi ngantuk-ngantuknya pagi itu (kira-kira jam 7 pagi deh) karena baru tidur sekitar jam tiga, ada telpon masuk dari dia.

me: "Kenapa sayang?" *masih teler*
him: "Lagi di mana?"
me: "Di kos, di mana lagi emangnya?" 
him: "Aku di sini." 
me: "Di sini di mana?" *entah masih ngantuk atau apa* *dengan begonya aku tanya balik*
him: "Aku di Malang. Jemput dong, aku udah di terminal nih."
me: "Haahh? Oh, iya iya tunggu dulu, mau mandi"

Gitu deh :D. Akhirnya kami ketemu setelah hampir tiga bulan gak tatap muka, untung masih inget wajahnya! Hahahaha! Meski cuma sehari, it makes my day. Sungguh :'). Dan harus diakui, ngelepas dia balik itu berat dan gak rela. Tapi berpegang pada keyakinan bersama untuk ketemu lagi nanti, dengan berat hati aku anterin dia balik. Pas masih duduk berdua nungguin bus ke Surabaya, masih sempet ketawa-ketiwi. Giliran busnya udah dateng, hati jadi mencelos.

him: "Aku pergi dulu ya."
me: "Hati-hati."

Then he kissed me on forehead, it always he does in the end of our meeting.

Perlahan badannya hilang di telan badan bus, dari dalem bus dia melambaikan tangan, aku bales. Busnya pergi, aku balik badan. Lemes. Dengan air mata berderai-derai, aku balik ke kos. Sendiri lagi. Berdoa biar cepet ketemu lagi.

Aku tau LDR itu susah dan menyebalkan. Tapi aku tetep mau bertahan, karena apa yang udah kami tempuh selama ini lebih berarti dari ratusan kilometer jarak itu. 



 Eggrollnya udah aku makan, tapi yang ini aku gak tega makan.
Karena ini snack favorit dari orang yang favorit juga. :*

Comments

  1. Yeaah!! Semangat kak! Tuhan memberkati :D.

    ReplyDelete
  2. Amiiin, terimakasih Cendy. Kamu juga yaaa :')

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts